Postur yang benar adalah postur yang menjaga persendian dan tulang sejajar satu sama lain-lainnya, menghasilkan berat badan yang terdistribusi secara merata yang ditumpuk pada dirinya sendiri sedemikian rupa sehingga bobot yang lebih besar ditanggung oleh struktur anatomi yang terletak lebih rendah. Misalnya, sementara tulang belakang leher menanggung berat kepala, tulang belakang lumbar menanggung berat kepala dan tulang belakang leher, dan seterusnya sampai kita mencapai kaki (yang menyandang seluruh berat badan). Struktur mekanik anatomi manusia secara alami cenderung ke posisi tertentu yang akan mendistribusikan dan mengarahkan beban dengan benar melalui sendi. Mempertahankan posisi ini secara signifikan akan mengurangi keausan sendi yang tidak normal permukaan yang menyebabkan radang sendi, meningkatkan kesehatan ligamen, dan menghilangkan beban yang tidak perlu pada otot. Ini sebagian besar mencegah masalah ketegangan dan penggunaan yang berlebihan juga seperti sakit pinggang dan nyeri otot. Postur yang benar akan memastikan pemeliharaan yang netral tulang belakang selama proses penuaan, menghindari sama sekali gejala skoliosis, kyphosis, dan lain-lain, Ini penting untuk kinerja dan dasar operasional tubuh manusia tidak dapat diremehkan. (Timothy D. Konter, 2019). 

 

 

 

 

Manajemen pengelolaan skrining postur ini melibatkan komunikasi, informasi dan edukasi sesuai dengan identifikasi temuan pada komunitas. Pada populasi dengan kriteria tertentu, yang telah ditetapkan sebelumnya, dilakukan pendekatan untuk tindak lanjut terkait temuan secara individiual. Komunikasi, informasi dan edukasi terkait kasus individual penting untuk memotivasi klien/pasien dalam melakukan koreksi postur dengan perbaikan kebiasaan beraktivitas yang proper dan melakukan latihan tertentu yang didesain secara personal. 

 

      Langkah lanjut terhadap hasil skrining, dapat dilihat sebagai berikut: 

  1. Temuan flat foot , genu varus,genu valgus, genu recurvatum, sway back, forward head, pada siswa diajarkan atau dikenalkan gerakan untuk koreksi postur dan diberikan home program. 
  2. Edukasi rujuk ke Spesialis Orthopedi  untuk kasus skoliosis derajat sedang – berat, dengan mekanisme rujuk ke faskes rujukan sesuai dengan kesepakatan.  Dilakukan untuk kasus skoliosis yang struktural dan dalam kondisi tertentu memenuhi kriteria untuk dapat dioperasi, dan atau pemasangan brace, meski tidak pula bisa menjamin kesembuhan skoliosis secara cepat. Minimal untuk aktivitas nafas, aktivitas sehari-hari dan dari segi kosmetik penanganan ini dapat membantu. Dalam hal ini klasifikasi skoliosis berat dengan sudut Cobb > 40 – 50dan skoliosis sedang dengan sudut Cobb 15-250.
  3. Terapi konservatif untuk skoliosis

Belum ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan skoliosis. Pendekatan dan studi untuk membantu penderita skoliosis selalu dikembangkan dari waktu ke waktu. Untuk sudut Cobb 26 - 400 bisa dilakukan pemasangan brace. Pada kondisi ini, jika perlu siswa dilakukan rujuk ke Spesialis Orthopedi, dengan tetap melakukan koreksi postur sesuai petunjuk fisioterapi. 

Untuk sudut Cobb 15 – 250 dilakukan secara konservatif dengan fisioterapi. Skolisos non struktural atau fungsional perlu untuk dimaintenance agar tidak memburuk dari waktu ke waktu. Penting dalam hal ini untuk melibatkan keluarga dan komunitas sekitar penderita, agar satu kata dalam mendukung agar penderita dapat beraktivitas secara optimal tanpa ada keluhan atau gangguan yang berarti. Pendekatan konservatif yang paling umum digunakan adalah dengan correct posture, stabilisasi spine dan mencegah progress lanjut skoliosis, Edukasi pasien dan keluarga, peningkatan fungsi respirasi, peningkatan fungsi, ADL, self-image dan pengurangan nyeri. 

  1. Latihan pada pasien yang didapati derajat skoliosis ringan-sedang

Edukasi dan latihan pada siswa yang didapati cenderung scoliosis derajat ringan-sedang, dilakukan pada saat awal. Kemudian,  pasien dapat melanjutkan sendiri di rumah untuk latihan yang diprogramkan oleh fisioterapisnya. Dalam waktu yang ditentukan, dapat dilakukan assessmen ulang dan sejauh mana latihan yang dilakukan mandiri dapat mempengaruhi laju skoliosis.